Poso, Komandan Korem
132/Tadulako Brigjen TNI Toto Nurwanto S.I.P. MSi., menjadi inspektur upacara
pada peringatan hari Infanteri TNI AD ke-74 tahun 2022 yang dilaksanakan di
Lapangan Mayonif 714/SM pada Senin, 19 Desember 2022.
Adapun yang bertindak sebagai komandan upacara yaitu Danyonif 714/Sintuwu Maroso, Letkol Inf Awaloedin dan perwira upacara Pasi Pers Yonif 714/Sintuwu Maroso Lettu Inf Tomy.
Upacara puncak peringatan hari
infanteri ini dihadiri para pejabat utama Korem 132/Tadulako, Dandim 1307/Poso
Letkol Inf Hasroel Tamin S.H., Kapolres Poso AKBP Rentrix Riyaldi Yusuf SJ.
S.I.K., Sekda Kab. Poso Bapak Frits Sam Purnama Kandori SH, MH., Ketua PRD Poso
Ibu Sesi Kritina Darmawati Mapeda,S.H, M.H., Danden PAL Letkol Cpl Hariyanto,
Danden Hub Letkol Chb Agung, Danden Bekang Letkol Cba Sigit, Kepala BNN Poso
AKBP Kahar Musakkir S.H, M.H., Danden Zipur 15/ SLM Mayor Czi Atep Sandi,
Danyon B Korps Brimob Sulteng Kompol Robi Utomo, Pabung Touna Mayor Inf Asrar,
Dansub POM Poso Kapten Cpm Khoirul Sidik, dan tokoh agama, tokoh masyarakat,
tokoh adat serta tamu undangan kurang lebih 100 Orang.
Dalam amanat yang di bacakan Danrem 132/Tdl Brigjen TNI Toto Nurwanto S.I.P, MSi, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (DanPussenif), Letjen TNI Arip Rahman menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh prajurit Korps Infanteri dimanapun berada dan bertugas. Karena atas pengabdian dan pengorbanan sampai dengan saat ini mampu mengharumkan nama baik korps Infanteri dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Letjen TNI Arip Rahman
kemudian memaparkan soal historis lahirnya hari Infanteri. yakni latar belakang
hari infanteri tidak terlepas dari keberhasilan “perang gerilya” di bawah
komando Panglima Besar Jenderal Sudirman berdasarkan keputusan yang tertuang
dalam perintah kilat no 1/PB/D/48 tanggal 19 desember 1948. Perang gerilya
dilaksanakan oleh angkatan perang yang didukung penuh oleh rakyat di tiap-tiap
kantong perlawanan (Wehrkreise).
Kala itu, Panglima Besar
Jenderal Sudirman memimpin langsung para pejuang melawan penjajah Belanda
dengan menggunakan senjata tradisional dan perlengkapan perang yang terbatas.
Tapi demikian para pejuang mampu mengatasi tentara Belanda yang sudah memiliki
senjata modern. Metode perlawanan yang diterapkan yaitu serbu dan lari berasal
dari basis gerilya yang tidak mengenal waktu operasi.
“Para pejuang melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi, taktik tersebut membuat Belanda bingung dan kewalahan karena melakukan penyerangan tiba-tiba. Para pejuang bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara berjalan kaki. Strategi dan taktik tersebut membuat pasukan Belanda lemah dan kalah sehingga mereka terpaksa mundur,” ungkapnya.
“Dari peristiwa tersebut kita
bisa mengambil nilai-nilai berupa jiwa nasionalisme, cinta tanah air, rela
berjuang pantang menyerah dan manunggal dengan rakyat, nilai-nilai tersebut
harus selalu terpatri dalam jiwa dan sikap serta perilaku setiap prajurit korps
infanteri,” tambah Letjen TNI Arip Rahman.
Di akhir sambutan hari infanteri bertema infanteri yang modern dan selalu di hati rakyat, Letjen Arip menginstruksikan agar prajurit Infanteri menjadi pelopor di tengah-tengah masyarakat dan berdiri kokoh sebagai prajurit pejuang, prajurit rakyat, prajurit profesional, dan terus menjaga jiwa Korsa yang baik.
Usai upacara dilaksanakan,
Danrem 132/Tdl menyerahkan secara simbolis bantuan sembako kepada perwakilan
masyarakat, dan kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Serambi Yonif
714/SM.
0 Komentar