Peltu Adrin Ippin mengatakan, Modulu-dulu adalah tradisi nenek moyang warga setempat yang diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini. FESTIVAL MODULU-DULU bertujuan untuk Melestarikan budaya adat Bada diwilayah Kecamatan Lore Barat melalui Komunitas Seniman Tampo Lore (KSTL) Wilayah Sulawesi.
Modulu-dulu atau makan bersama-sama merupakan salah bentuk penghormatan warga Lembah Lore kepada para tamu Festival Lembah Lore di Desa Lengkeka, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kata Plh. Danramil.
"Modulu-dulu merupakan tradisi perjamuan, dan kalau kita artikan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya makan secara bersama-sama dalam satu wadah. Modulu-modulu menggambarkan bahwa warga Lore sangat menghargai dan menghormati tamu yang datang ke Lembah Lore," ucap Plh. Danramil.
Selain itu, kata Plh. Danramil, Modulu-dulu suatu bentuk penyambutan dan penghormatan kepada tamu yang datang di Lembah Lore. Setiap tamu dari dalam maupun luar negeri akan dijamu dengan tradisi Modulu-dulu.
"Ketika menyambut tamu yang datang, tamu disambut dengan Modulu-dulu," ucapnya.
Ia menjelaskan Modulu-dulu mengandung makna kebersamaan dan persahabatan, walaupun mereka baru pertama kali bertemu dengan para tamu.
Ketika tamu dijamu dengan Modulu-dulu, kata dia, maka tamu tersebut dianggap bagian dari warga Lore.
Modulu-dulu, selain dilestarikan warga untuk menyambut tamu dalam setiap acara formal, juga dilaksanakan dalam setiap syukuran ketika panen hasil pertanian atau perkebunan.
Ia mengatakan makan bersama atau Modulu-dulu bagi warga Lembah Lore di dalamnya terdapat "Duku", terbuat dari anyaman rotan yang di dalamnya beralas daun pisang.
Di atas daun pisang diisi nasi dan sayur beko (sayu yang terbuat dari pisang). Duku bagi warga Lembah Lore merupakan alat tradisional menapis beras atau membersihkan beras dari kotoran.
Dalam perjamuan, satu Duku terdiri atas tiga sampai empat orang. Mereka tanpa menggunakan sendok saat menikmati makanan yang tersedia di Duku, dalam tradisi Modulu-dulu itu.
Setiap kelompok yang menikmati menu di satu Duku juga disiapkan satu Bingka Molangke (bakul nasi hasil anyaman berbahan rotan yang ada kakinya), selain satu Molangke, juga tersedia air minum yang disediakan di cangkir kecil.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum KSTL, Bapak Yonatan Tokii, S.P., Kabid Kebudayaan Provinsi Sul-Teng, Kementrian Lingkungan Hidup Kehutanan RI, Bapak Feri Ari Moses Liu, S.HC.CT,m, Bupati Poso diwakili Oleh, Bapak Jhonyus Madoli, M.Si, Bupati Kab Sig, Bapak Irwan Lapata, S.Sos.,M.Si., Kepala Kawasan Penjaga Hutan Lindung, Ibu.Dr.Ir.Titi Wurdiningsih, M.Si., Camat Lore Barat, Bapak Gilbert Kaose, S.T.,MM., Camat Lore Selatan., Ibu Rully Labulu, A.Pi., Kapolsek Bada, diwakili Bribka I Wayan Samuel, Plh. Danramil 03/Bada, Pelda Adrin Ippin, Tokoh Adat Bada, Tokoh Masyarakat, dan Tim Festival yang terdiri dari murid TK hingga SD.
0 Komentar